Benarlah, usia manusia itu ibarat pensil, yang terus tergerus
karena rautan masa guna menajamkan akal dan hatinya untuk menggoreskan hikmah
kehidupan yang ada. Setiap perjalanan peristiwa, meninggalkan hikmah untuk kita
semua. Masih segar ingatan kita bagaimana nuansa syahdu ramadhan yang terjadi
pada pertengahan bulan Juni hingga Juli kemarin. Di bulan itu, kita sebagai
muslim dilatih oleh Allah swt. berlomba dalam kebaikan, dalam beribadah.
Sebulan itu kita berlatih untuk menahan diri dari hawa nafsu, berlatih ikhlas
dan sabar.
Selesai bulan ramadhan, tidak berapa lama kemudian kita memasuki
bulan agustus. Jika bulan ramadhan adalah bulan perayaannya ummat muslim di
seluruh dunia, maka bulan agustus bisa dikatakan sebagai bulan perayaannya
masyarakat Indonesia karena di bulan Agustus Indonesia merdeka dan setiap tahun
masyarakat Indonesia di lapisan mana saja akan merayakannya. Bentuk perayaan
yang paling sering dilakukan masyarakat untuk memperingati HUT RI adalah dengan
menggelar berbagai macam perlombaan yang diikuti baik oleh anak-anak maupun
orang dewasa.
Dari dua moment, bulan ramadhan dan bulan kemerdekaan yang telah
kita lalui baru-baru ini, secara tidak sadar memberikan kita hikmah, bahwasanya
secara berulang-ulang sebenarnya kita berlatih, kita berlomba. Dari perlombaan religious
di bulan ramadhan disambung perlombaan nasionalisme dulan kemerdekaan.
Banyak hikmah yang bisa kita ambil perlombaan yang kita alami,
salah satunya adalah managemen diri kita, mengenai stragtegi untuk bertahan
menang dalam kebaikan seperti menahan hawa nafsu, menahan amarah saat puasa,
yang pada intinya adalah kemenangan yang ingin diraih. Selain itu kita juga
bisa melajar sportifitas. Bahwasanya dalam perlombaan melakukan kebaikan itu
bukan saling menjatuhkan tapi bagaimana bisa bersama-sama mencapai kebenaran
yang menjadi tujuan.
Satu hal lagi yaitu Allah memberikan pelajaran dalam perlombaan
berupa keikhlasan yang membuat kita bahagia dalam berjuang. Bisa melaksanakan
puasa, berlapar lapar tapi hati kita bahagia, kita mengikuti perlombaan tarik
tambang, balap karung dan sebagainya juga dengan bahagia meski sebenarnya
menguras energy kemanusiaan kita. inilah yang hendaknya menjadi oase dalam
hidup kita. di zaman yang serba sulit seperti sekarang semoga kita bisa
mengambil hikmah dari setia[ peristiwa, berjuang dengan gembira, penuh khusyuk
dalm menjalani hari-hari kita seperti saat kita menjalani bulan ramadhan dan
perayaan kemerdekaan.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar