Selasa, 01 Maret 2016

Sampai Mana Bangunan Kita

Banyak kebahagiaan yang bisa kita dapatkan dengan cara yang sederhana. Bangun tidur di pagi hari kemudian mengawali hari dengan rasa syukur kepada Allah swt. adalah salah satu cara sederhana untuk bisa mendapatkan kebahagiaan di sepanjang hari kita. Dengan syukur itu, kita tidak akan merasa ada yang mengganggu ketentraman hati kita.

Nah, meski sederhana, sejatinya mengawali hari dengan rasa syukur itu perlu iman dan kepercayaan yang kuat akan janji Allah swt. seperti yang kita tahu, Allah berfirman bahwa Dia akan menambah nikmat bagi manusia yang mau bersyukur. Janji ini Allah swt. yang buat, dan perlu keyakinan bahwa Allah swt. tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.
Hal ini seiring dengan janji Allah swt. yang akan memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga. Dan yang diinginkan manusia adalah agar terhindar dari neraka. Janji Allah swt. tentang surge ini membawa konsekuensi bagi manusia dalam bentuk aturan-aturan yang berupa larangan dan perintah. Nah, inilah mengapa selain iman seorang mukmin juga perlu takwa. Ibaratnya bangunan iman adalah pondasi, sedangkan hiasan-hiasan rumah adalah takwa.

Setelah beriman, maka hendaknya kita menghiasi iman kita dengan ketakwaan. Memperintah agama dengan mencintai yang baik meski tidak diwajibkan dan meninggalkan yang buruk meskipun sebenarnya itu tidak dilarang (hal makruh). Ini adalah takwa yang indah yang oenuh dengan ke-hati-hati-an.


Maka, sampai mana kita? sudahkan kita menghias rumah kita dengan takwa? Atau… ternyata kita masih sebatas membangun rumah kosong dengan pondasi saja?[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar