Sabtu, 05 Maret 2016

Oase

Suatu hari saat para manejer perusahaan elit sedang berkumpul, salah seorang diantara mereka ada yang menyampaikan tentang kehidupannya, “Dulu saya dan keluarga hidup sederhana. Kami berangan-angan untuk bisa hidup lebih. Akhirnya sekarang angan-angan itu jaid kenyataan… Jika dulu kami tinggal di rumah kontrakan, sekarang kami bisa memiliki 2 rumah, anak-anak bisa aku sekolahkan di sekolah yang elit, mobil nyaman, dan semua kebutuhan bisa kami penuhi….”

Tidak berhenti sampai disitu, Sang manejer melanjutkan kisahnya, “tapi kadang saya masih merasa sumpek. Ada kegundahan yang saya rasakan.”

“Kenapa?” Tanya rekannya yang lain.

“Aku tidak tahu….”

Ya, sangat sering kisah seperti diatas terjadi. Kapanpun, dan pada siapapun. Setiap manusia pasti akan berusaha untuk memenuhi setiap keinginannya, memenuhi setiap kebutuhannya. Ini dikarenakan semata-mata untuk mencapai kepuasan yang berujung rasa bahagia. Rasa bahagia ini tidak serta merta konstan, ada satu titik dimana saat semua telah terpenuhi, perasaan tidak bahagia justru muncul. Dan ini bisa terjadi pada semua manusia.

Seperti manejer yang telah mengungkapkan kisah hidupnya diatas, semua kebutuhannya sudah dipenuhi tapi masih juga muncul negasi kebahagiaan tanpa ia tahu apa sebabnya.

Allah swt. berfirman: Allah telah menurunkan perkataan yang baik (yaitu) Al-Qur’an serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah….(QS. Az-Zumar: 23)

Al-Qur’an,.Bisa jadi manejer yang menceritakan kegundahan tanpa diketahui sebabnya itu jawabannya adalah AL-Qur’an. Membaca dan mengajarkan Al-Qur’an itu bisa menenangkan hati. Dengan berdekatan dengan Al-Qur’an itu artinya kita belajar banyak tentang islam, kita dekat dengan Allah swt. dengan demikian, hati kita akan menjadi tenang dan tentram.[]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar