Seorang anak laki-laki yang baru
lulus SMK melamar kerja di sebuah perusahaan asing. Setelah melewati
serangkaian tes, akhirnya ia lolos dan tinggal satu tes terakhir yaitu tes
wawancara. Tiga hari sebelum tiba saatnya tes wawancara dia mempersiapkan diri
dengan embaca berbagai pengetahuan tentang wawancara kerja,baik dari internet,
buku, atau bertanya ke orang-orang yangpernah mengalami tes serupa.
Saat tiba saatnya dia harus
berhadapan dengan tim yang mewawancarainya, dia yakin dia bisa. Dari hasil
belajar kesana kemari kemarin, informasinya dia akan ditanyai macam-macam dan
pertanyaannya menjebak. Oleh karena itu, dia sudah mempersiapkan
alternatif-alternatif jawaban untuk segala macam pertanyaan yang mungkin akan
dia hadapi. Di luar dugaan, dalam tes wawancara itu dia hanya mendapatkan satu
pertanyaan saja, “Menurut Anda, PROFESIONAL itu seperti apa?
Wah, sontak saja lelaki itu berpikir
keras. Seingat dia, dia lupa belajar apa yang akan dia jawab jika pertanyaan
itu muncul. Dari berbagai istilah dan pertanyaan yang dia pelajari, sepertinya
dia terlewat mempelajari tentang arti kata professional menurut dirinya. Yang
dia ingat adalah professional yang telah didefinisikan oleh berbagai tokoh
pengusaha besar atau ilmuwan dibidangnya.
Namun, anak laki-laki itu tidak
lama-lama bertahan pada kebingungannya. Dia tahu kalau dia harus menjawab
pertanyaan itu, setidaknya untuk menyelesaikan tes wawancaranya. Urusan dia
terseleksi lolos dan diterima kerja atau dia tidak diterima kerja itu urusan
nanti. Dia berpikir yang penting dia tidak meninggalkan ruang tes dengan rasa
malu karena ketidakmampuannya mendefinisikan profesional menurut versinya.
Dengan mantap kemudian anak laki-laki
itu menjawab, “Menurut saya, profesional adalah saat saya bangun tidur dan
membersihkan kamar tidur saya, kemudian segera bersiap-siap ke sekolah sehingga
saya datang ke sekolah tepat waktu tanpa ada tugas sekolah yang tertinggal atau
belum saya kerjakan.”
Ya, begitulah. Akhirnya dia bisa
keluar dari ruang tes dengan menjabat tangan para petinggi perusahaan itu. dan
saat ia berjabat tangan dengan salah seorang dari mereka, anak laki-laki itu
mendapat ucapan selamat.
“Selamat, Anda bisa bekerja disini
mulai hari Senin pekan depan! Silahkan mengurus administrasi diruang sebelah….”
Anak laki-laki itu kaget bercampur
bahagia. bagaimana tidak, awalnya dia kesulitan menghadapi tes wawancaranya,
ternyata dia bisa lolos hanya dengan wajaban itu.
Selang dia bekerja di perusahaan itu
akhirnya dia tahu orang yang menjabat tangan dan mengucapkan selamat itu adalah
direktur perusahaan. Dalam satu kesempatan direktur menjelaskan mengapa dia
meloloskannya bekerja di perusahaan itu.
“Begitulah seharusnya kita hidup,
Saat masalah datang, kita tidak perlu berpikir sebesar apa masalah itu, tapi
bagaimana kita menyelesaikannya. Jawaban teoritis belum tentu menyelesaikan
masalah, tapi jawaban realistis sudah pasti bisa menyelesaikan masalah. Karena
masalah bukanlah teori belaka, tapi dia adalah realitas kehidupan ini.”
“Dengan begitu, kita bisa profesional
menjalani hidup ini….”[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar